Merasa Ditipu, Donald Trump Putuskan Kontak dengan Netanyahu

KilasNegara - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan telah memutuskan kontak langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyusul dugaan bahwa netanyahu berusaha memanipulasinya. Keputusan ini, sebagaimana dilaporkan oleh media masa Israel, Rabu (14/05/2025)  menandai ketegangan baru dalam hubungan antara dua pemimpin yang sebelumnya dikenal memiliki kedekatan erat.

Menurut laporan dari Radio Angkatan Bersenjata Israel, yang dikutip oleh koresponden Yanis Cozin, Trump mengambil langkah ini setelah orang-orang terdekatnya menyampaikan kekhawatiran bahwa Netanyahu berusaha memengaruhi kebijakan AS untuk kepentingan Israel.

Salah satu pemicu utama adalah sikap Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, yang dianggap arogan dalam diskusi dengan tokoh-tokoh senior Partai Republik mengenai langkah yang seharusnya diambil Trump.

"Tidak ada yang lebih dibenci Trump daripada dianggap sebagai orang yang dimanipulasi," ujar seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.

Ketegangan ini diperparah oleh perbedaan pandangan strategis di Timur Tengah. Trump, yang baru saja memulai perjalanan ke negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab tanpa mengunjungi Israel. Tampaknya ingin memajukan agenda AS tanpa menunggu persetujuan Netanyahu. 

Genjatan Senjata dengan Houthi tanpa Melibatkan Israel

Salah satu contoh nyata adalah kesepakatan gencatan senjata dengan Houthi di Yaman, yang diumumkan tanpa melibatkan Israel dan tidak mencakup perlindungan terhadap serangan Houthi ke wilayah Israel. Selain it, laporan menyebutkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan kesepakatan nuklir sipil dengan Arab Saudi tanpa harus menormalisasi hubungan dengan Israel.

Hubungan kedua pemimpin ini sebelumnya dianggap sangat kuat, terutama selama masa jabatan pertama Trump, ketika ia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan kedutaan AS ke sana, dan memfasilitasi Perjanjian Abraham. 

Namun, ketegangan mulai muncul sejak Trump merasa kecewa dengan beberapa keputusan Netanyahu, termasuk kelanjutan operasi militer di Gaza yang dianggap menghambat rencana Trump untuk membangun kembali wilayah tersebut sebagai “Riviera Timur Tengah”. Selain itu, pengumuman Trump untuk memulai kembali negosiasi nuklir dengan Iran pada April lalu, tanpa koordinasi dengan Israel, juga membuat Netanyahu terkejut.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama