 |
foto: Katadata.co.id |
KilasNegara, Jakarta - PT Danantara Indonesia, perusahaan investasi yang berfokus pada pengelolaan dana untuk proyek-proyek strategis, mengumumkan rencana ambisius untuk menggelontorkan investasi sebesar US$5 miliar atau setara Rp81,54 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.293 per dolar AS) hingga akhir tahun 2025. Investasi ini akan difokuskan pada sektor pangan dan pertanian, sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Managing Director Danantara Indonesia, Arief Budiman, menyampaikan bahwa investasi ini diharapkan dapat direalisasikan dalam kurun waktu 6 hingga 9 bulan ke depan. “Kami melihat peluang besar di sektor pangan dan pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Arief dalam pertemuan dengan petinggi bank BUMN, seperti dilansir dari berbagai sumber di media sosial dan berita daring.
Arah Investasi Berfokus Pada Ketahanan Pangan
Investasi sebesar Rp81,54 triliun ini akan dialokasikan untuk proyek-proyek strategis yang mendukung pengembangan rantai pasok pangan, modernisasi pertanian, dan peningkatan produktivitas sektor agribisnis. Danantara juga berencana untuk memperkuat infrastruktur pendukung, seperti penyediaan teknologi pertanian modern dan fasilitas penyimpanan hasil panen, guna mengurangi kerugian pascapanen dan meningkatkan efisiensi distribusi.
Selain itu, ada indikasi bahwa sebagian dana akan digunakan untuk mendukung perusahaan di sektor terkait. Salah satu rumor yang beredar menyebutkan bahwa Danantara berpotensi mengalokasikan sekitar Rp8,1 triliun untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), meskipun hal ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pihak Danantara. Langkah ini diyakini sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat konektivitas logistik, yang krusial bagi distribusi hasil pertanian ke berbagai wilayah di Indonesia.
Dampak ke Ekonomi dan Tantangannya
 |
foto: CNBC |
Rencana investasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025. Sektor pangan dan pertanian dianggap strategis karena memiliki efek berantai terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
Namun, tantangan besar yang dihadapi termasuk volatilitas harga komoditas global, keterbatasan infrastruktur di daerah, dan kebutuhan akan digitalisasi dalam rantai pasok pertanian. Untuk mengatasi hal ini, Danantara berencana memanfaatkan teknologi blockchain dan platform digital untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan investasi.